Selasa, 29 November 2011

kritik normatif - kritik arsitektur


Masjid Dian Al Mahri  / Masjid Kubah Emas




Sebuah masjid pada umumnya hanya di kenal sebagai tempat beribadah umat muslim. Tapi dahulu Rasulullah dan generasi setelahnya menjadikan masjid sebagai pusat segala kegiatan mulai dari aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran. Subuah masjid mempunyai tipologi bangunan yang khas yang kadang disesuaikan dengan kondisi dari lingkungan masjid tersebut. Dan pada umumnya masyarakat mengenal masjid sebagai bangunan berkubah ataupun memiliki menara. Kubah masjid umumnya terbuat dari material marmer, beton ataupun besi baja, jarang sekali yang menggunakan bahan emas sebagai kubahnya.

Tapi ada beberapa masjid yang kubahnya terbuat dari emas, salah satunya adalah Masjid Dian Al Mahri yang di kenal sebagai  Masjid Kubah Emas  adalah sebuah masjid yang dibangun di tepi jalan Raya Meruyung-Cinere di Kecamatan limo, Kota Depok.  Masjid ini selain sebagai menjadi tempat ibadah shalat bagi umat muslim sehari-hari, kompleks masjid ini juga menjadi kawasan wisata rohani bagi keluarga dan sangat menarik perhatian banyak orang karena kubah-kubahnya yang terbuat dari emas. Selain itu karena luasnya area yang ada dan bebas diakses untuk umum, sehingga tempat ini sering menjadi tujuan liburan keluarga atau hanya sekedar dijadikan tempat beristirahat.

Masjid Dian Al Mahri memiliki 5 kubah. Satu kubah utama dan 4 kubah kecil. Uniknya, seluruh kubah dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter dan mozaik kristal. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara 4 kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter. Selain itu di dalam masjid ini terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton.